1. Patung Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro, memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia-Belanda. Pangeran Diponegoro juga sangat terkenal dengan taktik serangan gerilya yang membuat penjajah kewalahan.
Ia dijebak oleh penjajah saat perundingan di Magelang dan akhirnya dibuang ke Makassar dan wafat di sana 8 Januari 1855. Patung Pangeran Diponegoro bisa dilihat wisatawan di sisi utara Taman Monas. Lokasinya menghadap Istana Kepresidenan.
2. Patung Chairil Anwar
Chairil Anwar, yang lahir di Medan pada 26 Juli 1922 adalah maestro penyair Indonesia. Sajaknya yang penuh semangat menjadi motivasi pergerakan untuk melawan penjajah Belanda. Sayang, penyakit merenggut nyawanya pada 28 April 1949 di Jakarta.
Chairil Anwar dinobatkan sebagai pelopor angkatan 45, dan penjembatan puisi modern Indonesia. Karyanya masih sering dibacakan orang. Patung Chairil Anwar berada dekat patung Pangeran Diponegoro.
3. Patung Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin, lahir di Batavia (Jakarta) pada 16 Februari 1894. Beliau merupakan seorang politisi di era Hindia Belanda. MH Thamrin dikenal sebagai tokoh Betawi yang pertama kali menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di Hindia Belanda, mewakili kelompok pribumi.
Pemikirannya yang menganggap pemerintah harus mendekati kemauan rakyat untuk dapat memerintah dengan baik, masih jadi panutan dan dasar bagi banyak orang. Namanya diabadikan menjadi jalan protokol MH Thamrin. Patungnya ada di sisi barat Taman Monas menghadap Jl Medan Merdeka Barat.
4. Patung R.A Kartini
Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara, Jateng, pada 21 April 1879. Beliau dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia. Lahir dari kalangan bangsawan tidak membuat RA Kartini berpangku tangan memperjuangkan kesetaraan gender perempuan Indonesia.
RA Kartini meninggal pada usia muda, 25 tahun pada 17 September 1904. Dia dianugerahi gelar pahlawan dan hari kelahirannya pada 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini. Patungnya di Taman Monas ada di sisi timur menghadap Gambir di Jl Medan Merdeka Timur.
5. Patung Ikada
Ikada bukan nama Pahlawan Indonesia, tapi nama dari Lapangan Ikada yang menjadi saksi dari perjuangan para pemuda dan rakyat pada rapat besar tanggal 19 September 1945. Saat itu, mereka berkumpul di Lapangan Ikada untuk mendengar pidato Bung Karno.
Rapat tetap berjalan, sekalipun tentara Jepang yang masih ada di Indonesia telah menjaga Lapangan Ikada dengan senjata lengkap. Lapangan Ikada kini menjadi Lapangan Monumen Nasional dimana Monas berdiri tegak. Patung Ikada ada di sisi selatan Monas.
sumber : detik.com
Pangeran Diponegoro, memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia-Belanda. Pangeran Diponegoro juga sangat terkenal dengan taktik serangan gerilya yang membuat penjajah kewalahan.
Ia dijebak oleh penjajah saat perundingan di Magelang dan akhirnya dibuang ke Makassar dan wafat di sana 8 Januari 1855. Patung Pangeran Diponegoro bisa dilihat wisatawan di sisi utara Taman Monas. Lokasinya menghadap Istana Kepresidenan.
2. Patung Chairil Anwar
Chairil Anwar, yang lahir di Medan pada 26 Juli 1922 adalah maestro penyair Indonesia. Sajaknya yang penuh semangat menjadi motivasi pergerakan untuk melawan penjajah Belanda. Sayang, penyakit merenggut nyawanya pada 28 April 1949 di Jakarta.
Chairil Anwar dinobatkan sebagai pelopor angkatan 45, dan penjembatan puisi modern Indonesia. Karyanya masih sering dibacakan orang. Patung Chairil Anwar berada dekat patung Pangeran Diponegoro.
3. Patung Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin, lahir di Batavia (Jakarta) pada 16 Februari 1894. Beliau merupakan seorang politisi di era Hindia Belanda. MH Thamrin dikenal sebagai tokoh Betawi yang pertama kali menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di Hindia Belanda, mewakili kelompok pribumi.
Pemikirannya yang menganggap pemerintah harus mendekati kemauan rakyat untuk dapat memerintah dengan baik, masih jadi panutan dan dasar bagi banyak orang. Namanya diabadikan menjadi jalan protokol MH Thamrin. Patungnya ada di sisi barat Taman Monas menghadap Jl Medan Merdeka Barat.
4. Patung R.A Kartini
Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara, Jateng, pada 21 April 1879. Beliau dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita Indonesia. Lahir dari kalangan bangsawan tidak membuat RA Kartini berpangku tangan memperjuangkan kesetaraan gender perempuan Indonesia.
RA Kartini meninggal pada usia muda, 25 tahun pada 17 September 1904. Dia dianugerahi gelar pahlawan dan hari kelahirannya pada 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini. Patungnya di Taman Monas ada di sisi timur menghadap Gambir di Jl Medan Merdeka Timur.
5. Patung Ikada
Ikada bukan nama Pahlawan Indonesia, tapi nama dari Lapangan Ikada yang menjadi saksi dari perjuangan para pemuda dan rakyat pada rapat besar tanggal 19 September 1945. Saat itu, mereka berkumpul di Lapangan Ikada untuk mendengar pidato Bung Karno.
Rapat tetap berjalan, sekalipun tentara Jepang yang masih ada di Indonesia telah menjaga Lapangan Ikada dengan senjata lengkap. Lapangan Ikada kini menjadi Lapangan Monumen Nasional dimana Monas berdiri tegak. Patung Ikada ada di sisi selatan Monas.
sumber : detik.com
0 komentar:
Posting Komentar